Bagai sebuah peribahasa, “Gajah di pelupuk mata tidak tampak, kuman di seberang lautan tampak”. Umumnya orang mudah menilai kelemahan orang lain, namun cenderung menutup mata dengan kelemahan dan kekurangan diri sendiri. Akan sangat mudah meneliti, kemudian mengkritik orang. Padahal diri sendiri banyak hal yang harus diperbaiki.
Sebenarnya ini adalah kritik untuk diri sendiri. Atau apalah, evaluasi, refleksi, yang penting dimaksudkan untuk memperbaiki diri. Orang bilang, jadilah manusia yang bisa merasa, bukan merasa bisa. Bisa merasa tentu dia mampu mengambil pelajaran dari setiap peristiwa, nasihat orang, dan peka terhadap sekelilingnya. Sedangkan merasa bisa cenderung akan menjadi manusia takabur.
Menulis harus terus berjalan, tetapi membaca juga jangan ditinggalkan. Ternyata melakukan dua hal secara simultan rutin sehari-hari tidaklah mudah. Ketika asyik sedang membaca, kadang tidak sempat untuk menulis. Sebaliknya bila sedang berusaha menulis, kegiatan membaca juga sering ditinggalkan.
Semakin lama koleksi buku bertambah, tetapi minat membaca begitu-begitu saja, stagnan tidak ada peningkatan. Beberapa buku baru bahkan belum “tersentuh” dan masih berjajar di rak. Maunya sebenarnya bisa seperti orang-orang yang disiplin membaca dan menulis. Tapi rupanya semua itu tidaklah mudah.
Semakin bertambah usia seharusnya semakin bijaksana. Bijaksana dalam mengatur waktu, tertib dengan komitmen yang telah dibuat sendiri, atau disiplin dengan skedul harian yang telah disusun. Lagi-lagi semua sering keluar dari track yang seharusnya dilalui. Entahlah, semua belum bisa ajeg, masih angin-anginan. Tergantung ke mana arah angin, seringnya yang terjadi semangat runtuh karena “masuk angin”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar