Segala sesuatu tergantung niatnya. Secara lahiriyah ibadah seseorang dengan yang lainnya bisa terlihat sama, namun pada akhirnya kemurnian niatlah yang membedakan nilai ibadah kita. Semua harus dilepaskan. Ikatan-ikatan yang membelit hati. Hanya satu yang dituju, hanya satu yang dicari Ridha Allah. Mungkin ini maksud dari lillahi ta’ala... hanya untuk Allah semata. Ibadah bukan bermaksud mendapat pujian, pengakuan dan penghormatan manusia. Karena semua itu tidak penting sama sekali.
Hari ini orang memuji kita, besok bisa saja mencaci-maki. Ingat peribahasa “Panas setahun dihapuskan hujan sehari”. Kebaikan seseorang yang banyak sering kali tertutup hanya dengan satu kesalahan. Memang kecenderungan orang akan selalu mengingat kejelekan orang lain dan sering mengabaikan kebaikannya.
Kemurnian ibadah yang niatnya didasari lillahi ta’ala akan bernilai dan berbalas pahala. Sementara ibadah yang bercampur dengan keinginan-keinginan nafsu akan kosong tak berharga. Seandainya orang beribadah di hatinya terselip ingin mendapat sanjungan manusia, maka yang didapatkan hanya sanjungan itu saja. Orang akan berkata, wah, hebat, luar biasa dan seterusnya dan seterusnya.
Diambang pintu Ramadhan 1442 Hijriyah, marilah kita menata niat. Membersihkan hati dari segala “pengganggunya”. Bukankah Allah Mahatahu apa yang kita rahasiakan jauh di dalam lubuk hati. Di hadapan-Nya tidak ada yang bisa kita dustakan.
Dan semoga Ramadhan tahun ini kita benar-benar bisa beribadah dengan khusyu’, merasakan manisnya puasa, indahnya rakaat-rakaat tarawih dan tahajjud dan nikmatnya sujud panjang di hening malam. Dan Allah mencatat bahwa semua ibadah kita niatnya sudah benar, hanya untuk Allah, lillahi ta’ala…….. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar