Minggu, 16 Mei 2021

Menulis, Melawan Sunyi



Terkadang aktivitas menulis saya rasakan sebagai sebuah “pelarian”. Di saat denyut kehidupan terasa sunyi, menulis menjadi pilihan di antara pilihan-pilihan yang baik. Manusia memang makhluk sosial, tak bisa hidup tanpa orang lain, tapi terkadang kesendirian itu perlu, perlu untuk menyendiri. Kita sesekali perlu “dialog” dengan diri sendiri di dalam suasana yang sepi. Dan dialog itu dengan cara menulis.

Entah mengapa hati terkadang diliputi kesepian yang mencekam. Tidak selamanya bersama dengan banyak orang menjadikan kesepian itu hilang. Terkadang rasa sunyi semakin menjadi walau secara fisik di dalam keramaian.

Menulis melawan sepi. Dengan menulis terkikis rasa sunyi dalam hati ini. Menulis bagai obat yang menghilangkan rasa perih dan pedihnya luka. Menulislah, dan rasakan semua menjadi lebih baik. Segala kegundahan dan datang menghimpit perasaan akan segera menghilang.

Menulis menguatkan hati yang rapuh dan rentan karena kegetiran sunyi. Jangan biarkan hati tersiksa dalam kegelisahan. Lupakan semua itu dengan menggerakkan jari-jemari dalam susunan kata dan bahasa. Dan biarkan semua mengalir bagai arus sungai yang mengalir dengan deras.

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Menyongsong Peringatan Hari Buku Nasional

  Hari Buku Nasional diperingati setiap tanggal 17 Mei tiap tahunnya. Peringatan Hari Buku Nasional pertama kali dirayakan pada tahun 2002...