Saat ini kita telah berada di penghujung tahun 1442 Hijriyah. Tiba waktunya bersiap-siap menyongsong terbitnya matahari baru tahun 1443 Hijriyah. Pergantian tahun baru Hiriyah memang kurang mendapat perhatian dari masyarakat kita. Sebenarnya ini konsekuensi yang logis karena biasa menggunakan kalender masehi dalam keseharian kita. Tentu sangat kontras dengan pergantian tahun baru masehi. Sudah menjadi tradisi banyak yang gembira dan merayakannya. Pesta kembang api, membunyikan terompet hingga acara bakar-bakar ikan.
Bila kita memahami sejarah dengan benar, seharusnya kita lebih senang dan antusias menyambut datangnya tahun baru hijriyah. Karena dibalik tahun hijriyah ada kegemilangan dakwah Nabi Muhammad. Ada peristiwa besar yang sangat penting untuk selalu diingat dan dijadikan teladan kehidupan kita.
Peristiwa hijrah adalah momentum kemenangan Islam. Bisa dikatakan hijrah adalah pintu gerbang menuju tersebarnya Islam ke seluruh pelosok dunia. Pada awalnya Islam yang sulit untuk berkembang, menjadi besar dan mencapai kejayaan. Inilah yang mendasari Khalifah Umar menjadikan hijrah sebagai awal penentuan tahun Islam. Tidak mengambil peristiwa lahirnya nabi Muhammad atau ketika awal nubuat Rasulullah (wahyu pertama).
Hijrah adalah perjuangan lahir dan batin yang berat. Meninggalkan negeri tercinta demi sempurnanya dakwah. Hijrah memisahkan saudara dengan saudara, anak dengan orang tua, ataupun hamba dengan harta kekayaannya. Semua harus direlakan demi tegaknya iman dan keyakinan.
Peristiwa hijrah adalah ujian iman bagi sahabat nabi. Sehingga kelihatan dengan terang mereka memang memiliki keimanan sejati. Bagai api yang memurnikan emas dari balutan tanah dan bebatuan. Sahabat mulia yang secara jumlah memang sedikit tapi secara kualitas, mereka adalah golongan umat pilihan. Maka tak heran, merekalah yang menjadi penerus kepemimpinan yang akhirnya membawa kejayaan agama Islam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar