Usianya sudah cukup renta. Kini fisik tidak sekuat orang-orang pada umumnya. Untuk berjalan ke masjid saja kini harus menggunkan tongkat. Hari-harinya habis antara rumah dan masjid. Sudah beberapa tahun beliau tidak pernah lagi pergi selain untuk sholat berjama’ah di masjid. Di usianya yang tua dia harus tinggal sendirian di rumah besarnya. Anak-anaknya telah membuat rumah sendiri, bahkan ada yang tinggal nun jauh di sana, di pulau Sulawesi.
Dia memang bukan siapa-siapa. Beliau tetanggaku yang jarang bicara, bila jalan hanya menunduk dan kadang beliau hanya tersenyum bila disapa. Kakek yang banyak memberi pelajaran penting dalam hidup. Kerendahan hatinya, ketekunan ibadahnya, istiqomahnya sholat di masjid dan juga kedermawanannya dalam menafkahkan harta di jalan Allah.
Sering kita mendapat pelajaran berharga dari orang di sekitar kita. Dan kadang pelajaran itu datang dari orang yang kelihatannya biasa saja, seperti kakek tetangga saya tadi. Saya menyebut beliau dermawan karena kemarin baru saja memberikan uang jariyah ke masjid dan madrasah dalam jumlah yang besar, hampir 400 juta.
Uang dengan nominal sebesar itu tidak didapat dari pekerjaannya. Dan beliau sudah tidak mampu lagi bekerja dengan fisik setua itu. Uang itu didapat dari menjual sebidang tanah yang beliau miliki. Beliau benar-benar contoh orang yang cerdas. Masa depan di kehidupan yang abadi (akhirat) harus dipikirkan selagi kita masih diberi kesempatan hidup di dunia. Dan beliau melakukan persiapan dengan sangat baik.
Sedekah dengan nilai ratusan juta tentu hanya bisa dilakukan oleh orang-orang yang hatinya pemurah. Nyatanya kita jarang menemukan orang-orang berharta yang mampu melakukan seperti beliau. Beliau sadar dengan sepenuhnya, bahwa bekal perjalanan panjang harus disiapkan. Dan sebaik-baik bekal adalah sodaqoh jariyah, karena pahalanya alan tetap mengalir sampai hari kiamat.
Terharu semoga bisa mencontoh nya
BalasHapusAminn
BalasHapusSubhanallah. Luar biasa.
BalasHapusSuwun Prof..
BalasHapus