Piala AFF edisi ke-13 tengah berlangsung di
Singapura. Kompetisi yang sempat tertunda gegara pandemi akhirnya berjalan
dengan format yang berbeda. Tidak ada lagi home and away. Padahal keseruan
piala AFF karena ada sistem tandang dan kandang. Negara-negara asia tenggara
meski bukan tergolong negara besar sepak bola tapi memiliki fanatisme yang luar
biasa.
Rivalitas Malasyia dan Indonesia akan begitu
terasa ketika bertandang di kandang masing-masing. Ada intrik dan ketegangan
yang semakin memeriahkan pertandingan. Tapi sudahlah, memang edisi kali ini kita
menjalani gelaran AFF dengan cara yang tidak normal.
Dari setiap edisi turnamen AFF timnas kita
selalu menargetkan juara. Begitu pula tahun ini kita memasang target tinggi
yakni merengkuh tropi tertinggi di asia tenggara. Sebenarnya target juara di
piala AFF bukanlah target yang muluk-muluk. Indonesia di level asia tenggara kualitasnya bisa disejajarkan dengan Malasyia, Thailand dan Vietnam. Dan
buktinya kita sudah lima kali masuk ke partai puncak piala AFF meski semua
berakhir dengan kekalahan.
Harapan juara tahun ini bukan mustahil meski
di atas kertas tidak realistis. Bila kita lihat kiprah saingan timnas seperti
Thailand, Malasyia, Singapura dan Vietnam sepertinya untuk meraih juara masih
berat. Misalnya saja Vietnam. Sepertinya mereka saat ini berada di level yang
beda dengan negara-negara asia tenggara. Permainan mereka begitu padu dan
solid. Malasyia dalam pertandingan kemarin dihajar tiga gol tanpa balas.
Pada pertandinga terakhir dengan Vietnam di
penyisihan piala dunia 2022 Indonesia juga mengalami kekalahan telak 4-0. Dan
itu baru beberapa bulan kemarin. Apakah di piala AFF kali ini kita bisa membuat
kejutan. Semua mungkin terjadi karena bola itu bulat. Rawe-rawe rantas
malang-malang putung. Maju dan kepakkan sayapmu Garudaku, saatnya engkau
membelah angkasa. Saatnya mengukir juara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar