Gelombang pandemi ketiga yang melanda berimbas hingga timnas Indonesia U-23. Tim yang disiapkan untuk melakoni kompetisi piala AFF U-23 batal diberangkatkan. Ada tujuh punggawa timnas yang dinyatakan positif, situasi yang memaksa timnas batal berangkat ke Kamboja.
Alasan kemanusiaan menjadi dasar PSSI membatalkan keikutsertaan timnas kita. Kesehatan dan keselamatan pemain tentu lebih diutamakan dari sekadar memburu prestasi. Tidak peduli meski dalam gelaran sebelumnya timnas Indonesia adalah juara. Sepak bola hanya sebuah “permainan” yang tidak boleh lebih dipentingkan daripada masalah kemanusiaan.
Sebenarnya situasi turun naiknya pandemi tidak hanya terjadi di negeri kita saja. Kita juga menyaksikan di negara-negara lain juga mengalami situasi yang tidak jauh beda. Bedanya, banyak negara yang sudah siap “berdamai’ dengan pandemi. Beberapa negara eropa sudah mengumumkan bebas masker. Hal ini bukan berarti mereka sudah benar-benar lepas dari pandemi, tetapi sudah mampu hidup bersama dengan pandemi.
Terkadang pemberitaan di media masa lebih “besar” daripada keadaan yang sebenarnya. Berita sering menjadi penyebab pandemi sulit terselesaikan. Karena berita sering menjadikan masyarakat menanggapi dengan berlebihan. Ada kepanikan yang sebenarnya tidak perlu terjadi.
Ini seharusnya menjadi perhatian dari pihak terkait yang memiliki kewenangan. Ada langkah-langkah konkrit untuk mencegah meluasnya berita hoaks terkait pandemi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar