Ketika mendapat ujian atau musibah, orang akan bereaksi
dengan cara yang berbeda-beda. Ada yang kemana-mana berkeluh kesah dan
menceritakan masalah yang dihadapinya. Banyak juga yang menumpahkan bebannya
lewat media sosial. Dan ada pula yang diam dan menyembunyikan segala
persoalannya. Diam bukan berarti tidak berbuat apa-apa, tapi dia mencurahkan
segala kerumitan hidupnya pada Allah saja.
Tidak keliru bila berbagi cerita luka dengan orang yang
dipercaya, karena banyak yang berkata itu bisa melegakan jiwa. Tapi tidak
seharusnya kita menceritakan masalah kita kepada sembarang orang. Karena tidak
sedikit orang yang justru senang melihat saudaranya tertimpa musibah. Keluh
kesah kita tidak mendapat empati justru mendapat cibiran karena di hati mereka
ada kedengkian.
Menyembunyikan luka hati memang tidak mudah. Kita adalah
makhluk sosial yang cenderung membutuhkan perhatian dan bantuan orang lain.
Rasanya beban yang diderita semakin berat bila dipanggul sendiri. Tapi, apakah
ketika seseorang berbagi cerita sedih orang lain akan bersedia menanggung
kesedihan kita?. Tentu tidak. Mencari teman yang diajak tersenyum itu mudah,
tetapi mencari teman untuk diajak menangis itu sulit.
Mungkin dalam pandangan manusia kita adalah orang yang bahagia.
Biarkan saja mereka berpikir kita orang yang tidak memiliki permasalahan dan
penderitaan. Karena tidak penting juga banyak yang mengetahui kesulitan hidup
yang kita hadapi.
Bila mungkin, biarkan Allah saja yang tahu luka hati kita.
Dia yang menguji, Dia juga yang akan memberi jalan. Ketika kita sakit Dia yang
menyembuhkan semua derita. Kiranya cukup berkeluh kesah dan munajat dalam
keheningan malam tanpa harus ada orang lain yang menyaksikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar