Sudah dua tahun kita tidak menyaksikan
meriahnya perayaan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia (HUT-RI).
Maklum saja, di masa pandemi dua tahun kemarin kita diharuskan menjaga jarak
dan menghindari kerumunan orang. Meski secara resmi pandemi belum dinyatakan
selesai, tapi suasana di masyarakat jauh lebih kondusif.
Kini semarak peringatan hari kemerdekaan dapat
kita saksikan lagi di masyarakat. Nuansa merah putih menghias sepanjang jalan.
Kerlap-kerlip lampu hias jiga semarak di gang-gang kecil kampung. Semua
menandakan bahwa pada tahun ini kita bersama kembali memeriahkan peringatan
kemerdekaan dengan suka cita.
Perayaan hari kemerdekaaan identik dengan
pesta rakyat dan kebersamaan. Pelbagai perlombaan digelar guna menghidupkan
suasana gembira menyambut hari kemerdekaan. Rasanya, di manapun tempatnya sama
saja. Pastinya tidak jauh dari seputar meriahnya panjat pinang, tarik tambang,
balap karung maupun lomba makan kerupuk.
Sekilas tampak seperti kegiatan yang sia-sia.
Namun dibalik itu ada makna kebahagiaan dan kebersamaan antarwarga. Momentum
peringatan kemerdekaan selalu menjadi sarana bersosialisasi masyarakat. Ada
nilai gotong-royong dan saling membantu. Ini adalah budaya luhur yang mesti
dipertahankan.
Kapan antartetangga satu Rukun Tetangga (RT)
bisa saling bercengkerama?. Pastinya di saat warga RT kerja bhakti mendandani
lingkungannya. Membuat gapura dan meriasnya. Memasang bendera, umbul-umbul
maupun lampu hias warna-warni. Hal sederhana namun berdampak besar bagi
kerukunan warga dalam ruang lingkup terkecil hingga meluas satu bangsa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar