Jumat, 14 Juli 2023

Hidup Sederhana

 



Sebagai Muslim, sudah selayaknya kita menjadikan Rasulullah sebagai teladan hidup kita. Suri teladan yang terbaik dari beliau itu menyangkut segala aspek kehidupan. Maka, tak ada sesuatu pun dari kehidupan beliau yang luput dari pantauan sahabat-sahabatnya. Mulai dari hal-hal kecil hingga hal-hal besar.

Dalam surat al-Ahzab 21 Allah berfirman; Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah.

Kesederhanaan Rasulullah dapat ditinjau dari segi pakaian, makanan beliau, perabotan rumah tangga, dan lainnya lebih sederhana dari sahabat-sahabatnya. Bahkan diriwayatkan Umar RA pernah menangis karena melihat alas tidur yang biasa beliau gunakan sehari-hari.

Sahabat Umar bin Khattab RA pernah masuk ke kamar pribadi Rasulullah. Di sana, dia mendapati beliau (Nabi) tengah tidur di atas tikar terbuat dari pelepah kurma. Sehingga, terlihat meninggalkan bekas di lambungnya.

Bagi Rasulullah sebenarnya amat mudah bila ingin hidup serba mewah. Namun beliau lebih memilih hidup yang sederhana. Bahkan dalam riwayat yang lain disebutkan, beliau jarang makan sampai kenyang. Dari Malik bin Dinar ra. dia berkata:
"Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam tidak pernah merasakan kenyang karena makan roti atau kenyang karena makan daging, kecuali jika sedang menjamu tamu (maka beliau makan sampai kenyang)" (HR. Tirmidzi).

Hidup sederhana merupakan akhlak terpuji yang dicontohkan oleh Rasulullah saw. Hidup sederhana maknanya menerima apa adanya yang telah diberikan Allah Swt. dan menjauhkan diri dari sikap tidak puas serta menjauhkan sikap suka berlebihan.

Tidak berarti ajaran agama Islam menganjurkan umatnya untuk hidup miskin. Karena miskin dan sederhana itu berbeda. Kesederhanaan adalah cara atau pola hidup yang dipilih. Jadi bisa saja seseorang dikaruniai kekayaan namun tetap hidup sederhana.

Sederhana bukan berarti pula sifat kikir yang enggan mengeluarkan harta. Meski orang yang sederhana biasanya hemat, namun antara hemat dengan kikir juga berbeda. Ketika seseorang memilih hemat tentu tidak ada kaitannya dengan sikap kikir, pelit atau bakhil yang merupakan gabungan dari kerendahan, keserakahan, dan ketamakan.

Dan (termasuk hamba-hamba Tuhan Yang Maha Pengasih) orang-orang yang apabila menginfakkan (harta), mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, di antara keduanya secara wajar,(Q.S. al-Furqon 67)

Orang yang hidupnya sederhana adalah orang-orang yang bijak karena selalu memiliki prioritas dalam membelanjakan hartanya. Dia tidak boros namun tidak pula menahan hartanya untuk diinfaqkan untuk kepentingan yang maslahatat.

Mereka bisa membedakan antara keinginan dan kebutuhan. Di saat orang selalu menurutkan keinginan-keinginan, di saat itulah dia jauh dari pola hidup sederhana. Karena keinginan hakikatnya tidak pernah bisa dipuaskan.

Marilah kita muhasabah, apakah kita selama ini sudah mencontoh hidup sederhana seperti yang dijalani Rasulullah dan diikuti oleh para sahabat beliau. Karena sebaik-baik teladan yang harus diikuti adalah tuntunan Nabi Muhammad Saw.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bukan Tim “Anak Bawang”

  Kemenangan timnas Indonesia atas Saudi Arabia 2:0 semalam (Selasa, 19/11) sangat mengesankan. Meski baru sekali masuk babak ketiga kuali...