Sebagai
Muslim, sudah selayaknya kita menjadikan Rasulullah sebagai teladan hidup kita.
Suri teladan yang terbaik dari
beliau itu menyangkut segala aspek kehidupan. Maka, tak ada sesuatu pun dari
kehidupan beliau yang luput dari pantauan sahabat-sahabatnya. Mulai dari
hal-hal kecil hingga hal-hal besar.
Dalam surat al-Ahzab
21 Allah berfirman; Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri
teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah.
Kesederhanaan Rasulullah
dapat ditinjau dari segi pakaian, makanan beliau, perabotan rumah tangga, dan
lainnya lebih sederhana dari sahabat-sahabatnya. Bahkan diriwayatkan Umar RA
pernah menangis karena melihat alas tidur yang biasa beliau gunakan sehari-hari.
Sahabat Umar bin
Khattab RA pernah masuk ke kamar pribadi Rasulullah. Di sana, dia mendapati
beliau (Nabi) tengah tidur di atas tikar terbuat dari pelepah kurma. Sehingga,
terlihat meninggalkan bekas di lambungnya.
Bagi
Rasulullah sebenarnya amat mudah bila ingin hidup serba mewah. Namun beliau
lebih memilih hidup yang sederhana. Bahkan dalam riwayat yang lain disebutkan,
beliau jarang makan sampai kenyang. Dari Malik bin Dinar ra. dia berkata:
"Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam tidak pernah merasakan kenyang
karena makan roti atau kenyang karena makan daging, kecuali jika sedang menjamu
tamu (maka beliau makan sampai kenyang)" (HR. Tirmidzi).
Hidup sederhana merupakan akhlak terpuji yang dicontohkan
oleh Rasulullah saw. Hidup sederhana maknanya menerima
apa adanya yang telah diberikan Allah Swt. dan menjauhkan diri dari sikap tidak puas serta
menjauhkan sikap suka berlebihan.
Tidak berarti ajaran agama Islam menganjurkan umatnya untuk
hidup miskin. Karena miskin dan sederhana itu berbeda. Kesederhanaan adalah
cara atau pola hidup yang dipilih. Jadi bisa saja seseorang dikaruniai kekayaan
namun tetap hidup sederhana.
Sederhana
bukan berarti pula sifat kikir yang enggan mengeluarkan harta. Meski orang yang
sederhana biasanya hemat, namun antara hemat dengan kikir juga berbeda. Ketika
seseorang memilih hemat tentu tidak
ada kaitannya dengan sikap kikir, pelit atau bakhil yang merupakan gabungan
dari kerendahan, keserakahan, dan ketamakan.
Dan
(termasuk hamba-hamba Tuhan Yang Maha Pengasih) orang-orang yang apabila
menginfakkan (harta), mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, di
antara keduanya secara wajar,(Q.S. al-Furqon 67)
Orang yang hidupnya
sederhana adalah orang-orang yang bijak karena selalu memiliki prioritas dalam
membelanjakan hartanya. Dia tidak boros namun tidak pula menahan hartanya untuk
diinfaqkan untuk kepentingan yang maslahatat.
Mereka bisa
membedakan antara keinginan dan kebutuhan. Di saat orang selalu menurutkan
keinginan-keinginan, di saat itulah dia jauh dari pola hidup sederhana. Karena
keinginan hakikatnya tidak pernah bisa dipuaskan.
Marilah kita
muhasabah, apakah kita selama ini sudah mencontoh hidup sederhana seperti yang dijalani
Rasulullah dan diikuti oleh para sahabat beliau. Karena sebaik-baik teladan
yang harus diikuti adalah tuntunan Nabi Muhammad Saw.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar