Karunia Allah kepada
manusia berupa akal pikiran merupakan nikmat yang besar. Karena memiliki akal,
manusia mendapat amanat mengelola alam semesta ini. Dengan akal pikirannya
manusia menjadi makhluk yang dinamis dan mampu menundukkan bumi.
Ekspresi kebebasan berpikir
seseorang dapat diwujudkan dalam bentuk pendapat atau gagasan. Namun jangan
sampai tergelincir dan lupa diri, merasa akal segala-galanya. Karena karunia
akal mesti digunakan namun harus dalam ruang lingkup keimanan.
Dengan dalih kebebasan
berpikir dan berpendapat, terkadang seseorang menggunakan akal jauh melampaui
kapasitasnya sebagai seorang hamba. Faktanya, ada seseorang yang menyatakan
beriman kepada Allah kemudian mengkritisi al-quran karena dianggap tidak sesuai
dengan akalnya.
Ketika suatu saat akalnya tidak mampu
mencerna teks dalam kitab suci seharusnya keimanannya yang menerima. Karena kemampuan
akal kita bukan tanpa batas. Banyak hal yang tidak mungkin dipecahkan oleh
analisa akal.
Kebebasan berpikir harus
diimbangi dengan banyaknya zikir. Bila keduanya berjalan seimbang, maka semakin
dalam seseorang menggunakan akalnya, maka akan semakin kuat keimanannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar