Ramadan 1445 Hijriyah telah berakhir. Ketika
masuk di bulan Syawal seharusnya menjadi waktu yang tepat bagi umat muslim
untuk muhasabah kemudian berusaha menjagai diri, mempertahankan amalan-amalan
sunnah di bulan suci kemarin. Kita baru saja melewati bagian penting dari
tahapan-tahapan penyucian diri untuk menjadi pribadi muslim yang takwa.
Sesuatu yang umum terjadi, saat Ramadan
ibadah meningkat kemudian setelah Ramadan berlalu ibadah pun kembali seperti
sebelum bulan Ramadan tiba. Ramadan menjadi bulan peningkatan ibadah, dan
ketika Ramadan berakhir ibadah akan kembali seperti semula. Syawal menjadi
bulan penurunan ibadah, karena banyak yang gagal mempertahankan kualitas ibadah
di bulan Ramadan.
Masjid dan musholla akan kembali nampak sepi,
tidak seperti malam-malam di awal Ramadan yang begitu melimpah jamaahnya. Tadarrus
al-Quran juga tidak kita dengar lagi. Padahal ketika Ramadan semua masjid dan
musholla saling bersahutan melantunkan ayat-ayat suci al-Quran.
Mungkin gambaran cara ibadah kebanyakan dari kita
seperti anak sekolah yang naik kelas kemudian turun lagi. Begitu Ramadan tiba mendadak
rajin beribadah, namun di bulan lain kendor semangat ibadahnya.
Memang benar ada saat-saat khusus yang
memiliki keistimewaan. Namun beribadah seharusnya tidak hanya dilakukan dengan
mengutamakan waktu tertentu. Bukankah dunia adalah ladang akhirat. Apa yang
diperoleh kelak di akhirat bergantung dengan apa yang dia kerjakan semasa hidup
di dunia. Selagi ada waktu yang kita miliki, harus kita gunakan dengan
sebaik-baiknya.
menjaga konsistensi ibadah pasca Ramadhan perlu perjuangan yg tidak mudah.... perlu kesadaran da keikhlasan....
BalasHapusNggih, leress Pak An
BalasHapus