Minggu, 19 Mei 2024

Ngaji, Diskusi dan Ngopi

 



Setiap orang pasti membutuhkan waktu menyegarkan diri dari padatnya kegiatan sehari-hari, karena hidup kita tentu saja tidak melulu tentang urusan pekerjaan. Ada hal-hal sederhana namun penting untuk dikerjakan. Sesibuk apa pun kita harus ada waktu untuk bertegur sapa dengan tetangga, berbincang seperlunya karena kita selama ini hidup berdampingan.

Manusia membutuhkan berkumpul dan berinteraksi. Namun bila sekadar kumpul-kumpul dan ngobrol tak tentu arahnya itu jelas membuang-buang waktu. Ini yang mendasari warga mengadakan ngaji rutin di masjid di lingkungan kami. Masjid dijadikan wadah sillaturrahmi antarwarga sekaligus tempat mencari ilmu.

Kegiatan ngaji kami laksanakan setiap malam Jumat dimulai pukul 20.00 hingga pukul 22.00 WIB. Namun demikian tidak jarang tanya jawab dan diskusi berlangsung hingga larut malam. Beberapa dosen senior UIN SATU menjadi narasumber tetap. Ada Prof.Dede Nurohman, Prof.Mujamil Qomar, Dr.Muhammad Ridho dan Prof.Abad Badruzaman (Wakil Rektor I UIN SATU Tulungagung).

Pada mulanya kajian hanya sebatas tafsir qur'an, kemudian berkembang ke tema tasawuf dan isu-isu keagamaan secara umum. Konsep mengaji di masjid lingkungan RT kami memang dibuat rileks, ngaji sambil ngopi. Bahkan tidak hanya wedang kopi, ibu-ibu tidak lupa selalu menyiapkan makanan ringan sebagai pelengkapnya. Idenya memang ngaji santai tapi tetap serius.

Sudah hampir satu tahun kegiatan kajian Islam yang kami sebut sebagai Ngaji Bareng berjalan di masjid al-Ittihad Sumberdadi-Sumbergempol. Meski jamah yang hadir tidak lebih dari dua puluhan orang namun sejauh ini bisa berjalan istiqamah. Tidak keliru bila banyak teman-teman menganggap ngaji malam Jumat bakda Isya di masjid al-Ittihad sebagai sarana refresing.  Karena kami menikmati suasana mengaji yang nyaman dan dapat menjalin silaturahim yang erat dengan para tetangga.

2 komentar:

  1. Andaikan di daerah saya ada yang demikian, Pak Supri. Betapa senang saya. Namun yang menjadi ikon di desa saya adalah jaranan. Dari belia hingga lansia sedanten suka. Sayangnya, untuk rutinan mengaji seperti itu belum ada. Semoga berkah selalu ya Pak agendanya.

    BalasHapus
  2. Semoga pada waktunya nanti ada Mbak Ekka

    BalasHapus

Belajar Sepanjang Hayat #2

  Tentu tak akan ada orang yang mau hidupnya merugi. Dan kerugian yang sebenarnya bukan kehilangan materi, namun kehilangan waktu. Bukankah ...