Senin, 03 Juni 2024

Bersih Desa

 



Salah satu khazanah budaya Jawa yang hingga saat ini masih dipertahankan di masyarakat pedesaan adalah upacara bersih desa. Pada mulanya sebelum agama Islam masuk, bersih desa merupakan slametan atau upacara adat masyarakat Jawa untuk memberikan sesaji yang berasal dari kewajiban setiap keluarga kepada danyang desa. 

Bersih desa dilakukan oleh masyarakat desa yang bertujuan untuk membersihkan desa dari roh-roh jahat yang mengganggu. Maka sesaji diberikan kepada danyang, karena danyang dipercaya sebagai penjaga sebuah desa. Dengan demikian, upacara bersih desa diadakan di makam danyang. Bersih desa juga dimaknai sebagai ungkapan syukur atas panen padi, maka upacaranya dilakukan setelah panen padi berakhir.

Bersih desa merupakan adat desa yang sudah lama dilestarikan. Bersih desa biasanya diadakan pada bulan Sela yaitu bulan ke-11 Kalender Jawa. Seluruh makanan yang ada dalam upacara bersih desa merupakan hasil sumbangan keluarga-keluarga di desa. Di berapa daerah upacara bersih desa juga dilengkapi dengan pertunjukan wayang semalam suntuk.

Pada saat ini acara bersih desa sudah mengalami beberapa perubahan karena pengaruh ajaran agama Islam. Beberapa tempat melaksanakan upacara bersih desa di masjid tidak lagi di pendopo kelurahan/desa. Adapun isinya adalah doa-doa dalam dalam ajaran agama Islam dan bacaan ayat-ayat al-Quran. Istilah bersih desa masih dipertahankan meski pada intinya adalah doa bersama pemimpin desa (Kades) beserta perangkatnya yang menghadirkan tokoh-tokoh masyarakat dan sebagian warga desa.

Hari Ahad tanggal 1 Juni 2024 kemarin desa kami (Sumberdadi-Sumbergempol) menyelenggarakan bersih desa. Dalam sambutannya Kepala Desa menyampaikan bahwa kegiatan bersih desa bertujuan mendapat rahmat Allah dan dijauhkan dari segala bala musibah. Sudah menjadi agenda rutin tiap tahun desa kami mengadakan acara bersih desa. Sama halnya dengan desa yang lain, juga mengadakan acara yang sama meski caranya berbeda-beda.

Ada satu hal unik yang masih dipertahankan dalam tradisi bersih desa di tempat kami, yaitu hajatan dalam Basa Jawa. Hajatan sebenarnya menguraikan (moco ambengan). Ambengan yang telah disiapkan satu persatu disebut oleh seorang sesepuh yang bertugas kemudian makna dibalik semua (makanan) itu dijelaskan dengan Basa Jawa yang luwes. Sebuah tradisi luhur yang semestinya terus dipertahankan oleh masyarakat desa.

 

 

 

 

2 komentar:

Belajar Sepanjang Hayat #2

  Tentu tak akan ada orang yang mau hidupnya merugi. Dan kerugian yang sebenarnya bukan kehilangan materi, namun kehilangan waktu. Bukankah ...