Kamis, 28 November 2024

Kompetisi Sarat Uang

 



Pillkada serentak telah selesai dilaksanakan kemarin, Rabu tanggal 27 November 2024. Hanya pemilihan gubernur Jakarta yang belum tuntas, karena masih menunggu apakah berlangsung dua putaran atau cukup satu putaran. Jakarta memang beda. Pasangan cagub dan cawagub yang dinyatakan menang harus mendulang suara 50% lebih.

Semua orang tahu pelaksanaan pilkada membutuhkan biaya yang tinggi. Kontestasi memilih pemimpin ala demokrasi kita hanya bisa diikuti oleh calon yang memiliki banyak uang. Jadi, meskipun seseorang memiliki kapasitas memadai sebagai seorang pemimpin masyarakat namun bila tidak memiliki finansial yang cukup mustahil untuk bisa ikut serta dalam pilkada.

Bagaimana kompetisi pilkada kita tidak berbiaya tinggi, bila semua tahapan harus dibayar dengan uang. Dimulai dari mendapat rekomendasi partai, seorang calon harus “membeli” suara partai yang konon katanya per kursi dihargai sampai 500 juta. Itu artinya, andaikan saja untuk mendapat rekomendasi partai yang memiliki 20 kursi di DPRD seorang calon pemimpin harus mengeluarkan uang sampai 10 miliar.

Biaya yang paling banyak sebenarnya terletak pada masa kampanye pemenangan calon. Seorang calon harus membiayai tim sukses, akomodasi, kaos dan atribut bahkan sampai uang saku kepada para pemilihnya.

Menang maupun kalah pastinya sang calon pemimpin harus mengeluarkan biaya yang sangat besar. Bagi yang memang tentu akan merancang bagaimana cara mengembalikan uang yang telah dikeluarkan. Jadi, jangan terlalu berharap ia akan bekerja sesuai janji yang telah diucapkan saat kampanye. Apesnya lagi bagi yang kalah, ia akan memutar otak bagaimana harus membayar hutang…

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kompetisi Sarat Uang

  Pillkada serentak telah selesai dilaksanakan kemarin, Rabu tanggal 27 November 2024. Hanya pemilihan gubernur Jakarta yang belum tuntas,...