Menurut
JK Rowling, cara menjadi penulis itu sederhana; "Mulailah dengan
menuliskan hal-hal yang kau ketahui. Tulislah tentang pengalaman dan perasaanmu
sendiri",. Sederhana dan mudah sepertinya, tetapi ternyata kenyataan
tidak segampang yang dikatakan itu. Setidaknya itu pengalaman saya praktik
menulis selama ini.
Menulis
pengalaman sendiri seharusnya memang mudah, karena kita tinggal bercerita
sesuatu yang nyata dan dialami sendiri. Menggambarkan peristiwa dengan kata-kata dan
menjelaskan sebuah pengalaman. Tapi, lagi-lagi harus kita akui semua itu
tetaplah bukan pekerjaan yang mudah.
Orang akan
lebih mudah bercerita daripada menulis. Ketika bercerita, seolah bahan mendongeng yang disampaikan tidak pernah ada habisnya. Coba, andai saja kebiasaan kita bercerita
bila ditulis akan menjadi buku yang berjilid-jilid.
Alasan
yang mungkin mendasari mengapa tidak mudah menulis pengalaman adalah kurang
percaya diri. Sering kita malu dengan apa yang kita tulis sendiri. Malu setelah
membabacanya, mungkin dirasa bahasanya tidak bagus. Malu, ternyata pengalaman
yang diceritakan ternyata bukan pengalaman yang luar biasa, hanya hal-hal
sepele yang mungkin tidak penting sama sekali diketahui oleh pembaca.
Sudahlah,
tak perlu malu lagi. Seharusnya rasa malu untuk memulai menulis dibuang jauh-jauh.
Memiliki rasa malu itu bagus tapi harus diletakkan pada proporsi yang
sebenarnya. Menulis saja meski kita menganggap tulisan kita biasa saja, belum
bagus.
Kita
mulai dengan menulis apa saja. Menenun kata demi kata sehingga menjadi gubahan
cerita. Biarlah proses panjang yang menjawab nanti, apakah manfaat dari semua goresan
pena kita. Tapi saya yakin, semua karya kita berguna pada waktunya.
Luar biasa, pemikiran kreatif yg terukir dalam goresan tinta digital sebagai bentuk karya di era milenial...
BalasHapusTerima kasih
BalasHapus