Bencana erupsi Semeru menjadi kisah pilu di akhir tahun 2021. Bencana yang meluluhlantakkan ribuan rumah, puluhan jiwa meninggal dan ribuan orang mengungsi. Ada kisah sedih karena kehilangan keluarga. Hancurnya harta benda, dan kerugian material yang tak terhitung lagi jumlahnya. Bencana menyadarkan kita bahwa kita ini lemah. Tidak ada daya dan kekuatan untuk melawan kehendak Allah yang Mahakuasa.
Terselip kisah mengharukan dalam petaka erupsi Mahameru yang menjadi viral. Adalah Rumini (28 tahun) ditemukan meninggal dunia berpelukan dengan sang ibu, Salamah (71 tahun) yang sudah renta dan tak sanggup berjalan. Pilihan berat bagi Rumini, antara lari menyelamatkan diri atau meninggalkan sang ibu yang tak sanggup berjalan. Rupanya Rumini memilih untuk mendekap sang ibu berjuang hadapi terjangan erupsi Semeru. Jasad keduanya ditemukan di dapur rumah mereka.
Masih ada kisah “Rumini-Rumini” lain yang mungkin tidak diketahui orang banyak. Bencana selalu membawa duka bagi mereka yang tertimpa. Luka yang akan menjadi trauma sepanjang hidup mereka. Dan inilah pentingnya kita peduli dan tanggap akan derita saudara yang sedang mendapat ujian (musibah).
Kepedulian dari kita akan sedikit menghibur hati. Meyakinkan diri mereka bahwa mereka tidak sendiri menghadapi kesulitan besar ini. Ada saudara mereka yang jauh tempat tinggalnya namun memiliki kepedulian. Mengggalang bantuan dan mendoakan agar Allah senantiasa memberi kekuatan dan kesabaran.
Bantuan dari kita tak akan menjadikan semua pulih kembali. Tidak akan mengembalikan yang telah hilang dari mereka, keluarga tercinta dan semua harta benda yang mereka miliki. Namun perhatian kita akan mengembalikan semangat dan harapan mereka. Akan sedikit meringankan segala beban berat yang menindih jiwa raga mereka yang tentu sangat berat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar