Mengutip berita dari media online, mantan Kepala Pertahanan Anggota NATO Estonia, Riho Terras mengungkapkan aksi invasi Rusia ke Ukraina membuat “Negeri Beruang Merah” harus mengeluarkan biaya 20 miliar dolar AS atau setara Rp 287 triliun per hari. Itu artinya dalam waktu sepuluh hari saja, biaya yang dipakai perang Rusia lebih besar dari keseluruhan belanja negara Indonesia dalam APBN tahun 2022 yakni sebesar Rp2.714,2 triliun.
Jelas saja, biaya perang tidak murah. Peralatan perang yang dipakai dan logistik ratusan ribu tentara pasti membutuhkan biaya yang besar. Persenjataan modern tentu tidak lagi menggunakan tombak, anak panah maupun pedang. Tapi sudah menggunakan kendaraan lapis baja, rudal balistik bahkan senjata nuklir.
Untuk membuat satu rudal balistik diperkirakan menghabiskan biaya sampai Rp 13 Miliar. Satu rudal balistik saja bisa mencukupi kebutuhan makan satu juta orang. Sedangkan jenis yang lebih canggih, pastinya akan berkali-kali lipat biaya pembuatannya. Dan bisa dibayangkan berapa “ongkos” yang dikeluarkan dalam invasi kali ini, karena dalam sehari tentara Rusia bisa menggunakan ratusan senjata yang mahal tadi.
Biaya perang pasti sangat mahal. Namun ada yang lebih mahal dari semua itu yaitu dampak peperangan. Ratusan nyawa sudah berguguran baik dari militer maupun warga sipil. Jutaan orang mengungsi meninggalkan tanah kelahiran demi mencari selamat. Rusaknya infrastruktur dan hancurnya lingkungan hidup. Semua itu tidak akan bisa dihitung dengan angka-angka.
Sampai kapan invasi Rusia akan berakhir, kita akan sulit menebaknya. Yang terjadi di Ukraina adalah perlawanan rakyat. Tidak hanya tentara Ukraina yang “bedil-bedilan” melawan pasukan Rusia. Tapi rakyat Ukraina juga berjuang mengangkat senjata. Tragedi kemanusiaan yang semakin memilukan dengan semakin banyaknya korban dari kedua pihak yang berperang.
Itu haraf rudal sudah termasuk ongkir apa belum ya? Bisa COD? 😂
BalasHapusHaraf = harga
BalasHapusHa..ha... mau pesan berapa biji mas guru.
BalasHapus