Hidup tak bisa dinilai dari apa yang kita lihat dengan
mata saja. Karena banyak hal yang tidak mampu dilihat oleh mata kita. Mata
sering kali tertipu, karena yang bisa dilihat hanya sisi-sisi yang wujud,
materi. Mata tidak bisa menerawang apa yang tersimpan dalam hati, yang
tersembunyi dalam niat dan suasana kebatinan seseorang.
Apa pasti orang yang banyak hartanya merasakan kebahagiaan,
belum tentu. Apakah orang yang terlihat alim dan dermawan pasti mulia di sisi
Allah, jawabannya tidak pasti juga. Terkadang yang rendah dalam pandangan
manusia dan tampak biasa saja, justru menjadi hamba mulia di sisi-Nya. Semua
mungkin terjadi karena Allah Maha Mengetahui apa yang ada dalam hati manusia.
Kisah nyata yang terjadi di daerah kami membuka kesadaran
dan membuat kami banyak merenung. Seorang ibu yang pekerjaannya hanya menjadi
buruh cuci ternyata meninggal keadaan yang husnul khotimah. Allah menunjukkan
kekuasaan-Nya pada orang-orang di sekitar beliau. Jenazahnya utuh dan harum
meski telah dimakamkan. Rencana Allah begitu indah. Ada saja cara Allah menunjukkan
kuasa-Nya sehingga makam ibu tukang cuci tadi harus digali dan dipindah ke
tempat lain.
Sementara peristiwa lain yang serupa namun tidak sama juga
terjadi dan menjadi pelajaran berharga. Seorang yang dikenal baik dan rajin
beribadah justru matinya dalam keadaan yang mengenaskan. Rupanya, meski dikenal
baik dan taat beribadah dia orang yang bekerja di tempat riba. Allah hendak
membuka hati kita, jangan menilai hanya dari kulitnya saja.
Biarkan Allah saja yang menilai kadar keimanan dan
kebaikan hamba-Nya. Sesama hamba yang dititahkan kita hanya bisa melihat sedikit
saja, yakni yang kasat oleh mata. Padahal nilai seseorang tidak bisa diukur
dari apa yang sering lkita amati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar