Bagaimana nasib buku ke depannya. Kita
bayangkan saja, apakah masih ada toko yang menjual buku dalam dua puluh atau
tiga puluh tahun yang akan datang?. Bukan hal yang mustahil, nanti tidak ada
lagi toko buku, kalaupun ada jumlahnya mungkin sudah sangat sedikit.
Arus digitaslisai saat ini sudah semakin kuat.
Buku tak luput terkena imbasnya. Saat ini sudah menjadi hal biasa buku-buku
dirilis menggunakan versi digital e-book. Bagi penerbit, menerbitkan buku
barangkali sudah tidak menguntungkan lagi. Minat baca masyarakat yang rendah
menjadikan buku barang yang tidak banyak dicari.
Hobi membaca tetap saja disalurkan tanpa harus
membeli buku. Selain e-book dengan mudah orang bisa mendapatkan bahan bacaan atau
artikel dari situs berita internet. Namun membaca buku versi kertas tetap lebih
banyak sisi positifnya.
Buku memiliki keakuratan informasi yang lebih
valid dari pada situs internet, karena proses di mana seseorang akan dengan
mudah menyebarkan berita melalui internet tanpa ada proses penyaringan terhadap
kualitas informasi yang disebar, sedangkan pada buku informasi yang akan
disampaikan kepada masyarakat luas akan terlebih dahulu melalui proses penyuntingan
sehingga kualitas informasi yang ada di dalamnya akan lebih valid sehingga
memberikan manfaat kepada masyarakat.
Dunia tanpa buku dan tanpa perpustakaan akan
terasa ganjil. Yang pasti buku akan tetap ada di tengah masyarakat yang tata
kelola hidupnya serba digital. Meski buku sudah ditinggalkan oleh kebanyakan
orang, para pecinta buku akan tetap setia menjaga dan melestarikan buku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar