Sabtu, 10 September 2022

Dunia Tanpa Buku

 



Bagaimana nasib buku ke depannya. Kita bayangkan saja, apakah masih ada toko yang menjual buku dalam dua puluh atau tiga puluh tahun yang akan datang?. Bukan hal yang mustahil, nanti tidak ada lagi toko buku, kalaupun ada jumlahnya mungkin sudah sangat sedikit.

Arus digitaslisai saat ini sudah semakin kuat. Buku tak luput terkena imbasnya. Saat ini sudah menjadi hal biasa buku-buku dirilis menggunakan versi digital e-book. Bagi penerbit, menerbitkan buku barangkali sudah tidak menguntungkan lagi. Minat baca masyarakat yang rendah menjadikan buku barang yang tidak banyak dicari.

Hobi membaca tetap saja disalurkan tanpa harus membeli buku. Selain e-book dengan mudah orang bisa mendapatkan bahan bacaan atau artikel dari situs berita internet. Namun membaca buku versi kertas tetap lebih banyak sisi positifnya.

Buku memiliki keakuratan informasi yang lebih valid dari pada situs internet, karena proses di mana seseorang akan dengan mudah menyebarkan berita melalui internet tanpa ada proses penyaringan terhadap kualitas informasi yang disebar, sedangkan pada buku informasi yang akan disampaikan kepada masyarakat luas akan terlebih dahulu melalui proses penyuntingan sehingga kualitas informasi yang ada di dalamnya akan lebih valid sehingga memberikan manfaat kepada masyarakat.

Dunia tanpa buku dan tanpa perpustakaan akan terasa ganjil. Yang pasti buku akan tetap ada di tengah masyarakat yang tata kelola hidupnya serba digital. Meski buku sudah ditinggalkan oleh kebanyakan orang, para pecinta buku akan tetap setia menjaga dan melestarikan buku.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jangan Malu untuk Mundur

  Sepekan kemarin dunia media kita diramaikan dengan viralnya tukang es teh dan penceramah masyhur Gus Miftah. Urusan Gus Miftah sebenarny...