Memasuki tanggal 7 Syawal, banyak kita
jumpai masyarakat yang mengadakan kegiatan kupatan. Tradisi kupatan merupakan
budaya yang sudah turun-temurun sejak zaman dahulu. Ada sebagian sejarawan yang
meyakini bila kupatan sudah ada sejak masa penyebaran (dakwah) Islam periode
pertama di Jawa atau masa Walisongo.
Secara etimologi kupatan sebenarnya sarat
makna. Ada yang mengartikan kupatan berasal dari Bahasa Arab yaitu kaffatan
yang artinya sempurna. Ini dihubungkan dengan pelaksanaan ibadah puasa Ramadan
yang disambung dengan puasa sunah Syawal selama enam hari.
Sempurna, karena sesuai sabda Rasulullah;
Barang siapa yang menjalankan puasa Ramadan kemudian ditambah dengan puasa enam
hari di bulan Syawal, maka ia seperti berpuasa selama setahun penuh.
Ada pula yang mengartikan kupatan atau
kupat maknanya “Aku lepat” (saya bersalah). Kupat atau ketupat adalah simbol
permintaan maaf kepada sesama saudara seiman. Memberi ketupat maknanya meminta
maaf dengan hati yang tulus.
Puasa Ramadan merupakan perintah Allah. Apabila
seorang muslim taat menjalaninya, maka Allah akan mengampuni dosa-dosanya yang
telah lalu. Untuk selanjutnya, menjalin hubungan baik sesama muslim dengan
saling meminta maaf agar dosanya kepada sesama juga diampuni oleh Allah.
Hari Raya ketupat hanya ada di negeri
kita dan sebagian negeri rumpun Melayu. Ini semakin memperkaya budaya bangsa
kita dan menjadikan perayaan lebaran semakin semarak. Secara syariat, kupatan
juga selaras dengan ajaran agama Islam, yaitu sedekah. Untuk itu, mari kita
jaga tradisi luhur peninggalan leluhur kita ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar