Kehidupan manusia di dunia ini pada prinsipnya sama saja.
Status yang disandang manusia hanyalah atribut yang sementara saja. Jabatan
tinggi, berlimpahnya harta benda atau kemashuran nama hanya nikmat duniawi yang
sebentar saja. Ketika manusia memasuki kehidupan selanjutnya taka akan ada lagi
hak istimewa yang melekat pada dirinya. Semua akan diperlakukan dengan ADIL oleh
Yang Mahakuasa.
Yang berharta bisa membeli dipan mewah dilapisi sulaman sutera,
tapi nikmatnya tidur nyenyak tiada mampu dibelinya. Dengan kekuasaanya
seseorang bisa mengerahkan puluhan “Bodyguard” untuk menjaganya, tapi
ketenangan hati tidak menjadi jaminannya. Segala makanan lezat dan mahal mudah
dibeli oleh mereka yang berlimpah materi, tapi nikmatnya makan belum tentu ia
dapatkan.
Sudahlah, tidak perlu kita merasa rendah dari orang lain.
Namun juga tidak usah besar kepala dan merasa tinggi. Semua sudah dititah oleh
Allah dengan keadilan-Nya. Menangis tertawa dan bahagia derita akan dialami
siapa saja, tak peduli siapa orangnya. Menjalani hari demi hari dengan
kesadaran selalu bersyukur atas nikmat-nikmat-Nya menjadi kunci hidup bahagia.
Ketentraman hati dan kebahagiaan tak mesti terlihat dari
luar. Mata manusia sering salah mengukur dan menilai. Apa yang terlihat kerap
tidak sama dengan yang sesungguhnya terjadi. Dan semua itu sangat mungkin
terjadi dalam kehidupan nyata.
Yang hidupnya terlihat menderita ternyata dia menjalaninya
dengan suka-cita. Rakyat jelata tetapi merasa hidupnya bak sang raja. Hidupnya
tidak terikat lagi dengan bendawi. Kebahagiaanya tidak lagi diukur dengan
banyaknya apa yang dimiliki. Orang-orang seperti itu hidupnya tidak akan lagi
disusahkan dengan segala urusan materi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar